Sore itu 2 tahun yang lalu, di hari minggu yang cerah tepatnya tanggal 10 September 2006 bersamaan dengan dikibarkannya checkered flag menyambut kemenangan dia di Monza... akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri karir balapnya.
Sewaktu dia berdiri di podium, dia hanya melempar senyum...tanpa lompatan khasnya, tanpa menyiram sampanye seperti yang dia lakukan saat podium celebration. Aku melihat kerumunan tifosi dan penonton yang lain menunggu... dan saat yang mendebarkan juga amat menyedihkan itu pun tiba: He's announce his retirement!!
It was in that moment, in which a man comes to terms with his inner self,
that Michael Schumacher was almost lost for words
Berikut adalah cuplikan dari Press Conferencenya;
To make it short in a way, this is going to be my last Monza race that I’m going to do....
At the end of this year, I’ve decided, together with the team, that I’m going to retire from racing.
It has been an exceptional, really exceptional time, what motor sport has given to me in more than thirty years. I’ve really loved every single moment of the good and the bad times. Those ones make life so special.
dia masih berbicara, mengucapkan terima kasih untuk semuanya... saat itu aku seperti kehilangan kata-kata, terbayang F1 tanpa dia...tak terasa ada air yang hangat dimataku dan mengalir... ya aku sedih, terharu dan sejuta perasaan campur aduk didalam hati.
dibagian akhir dia mengatakan;
and I want to thank everybody who has been on my way, or supporting me at all stages. They have been a lot of people. Thank you very much.
saat itu airmata tak terbendung lagi yang aku rasakan cuma patah hati yang dalam ...dan rasa sedih ini juga dirasakan oleh teman-temanku, tifosi dan fans2 lainnya.
Dia, Michael Schumacher... 7 kali juara dunia Formula Satu ini akhirnya memutuskan untuk pensiun. Schumi adalah pembalap yang cemerlang, keberhasilan Schumi terletak pada komitmen totalnya terhadap tim. Ia selalu menunjukkan solidaritas saat menghadapi masalah, dan mampu memotivasi seluruh anggota tim, di saat senang dan susah. Hasilnya, setiap orang ingin melakukan yang terbaik. Yang mengagumkan adalah kemampuannya memperoleh banyak informasi tentang mobil. Hanya dalam beberapa lap, ia bisa memberi petunjuk, termasuk masalah kecepatan. Konsistensi adalah kunci kesuksesan Schumi. Ia tak hanya cepat di satu lap, tetapi mampu menjaga ritmenya. Dedikasi total dan kemauannya untuk melibatkan diri merupakan karakternya.
Setelah pensiun, Schumi masih terlibat dengan tim Ferrari untuk membina pembalap-pembalap muda seperti Kimi Raikkonen dan Felipe Massa.(taken from Andrie Wongso.com)
To me, Schumi is a real example of a terrific wonderful leader to his team, not just a plain driver....and that counts more than just being the greatest driver.
So long Schumi.... we will stand with you forever
Michael Schumacher & Jean Todt on podium, celebrating won in Monza-Italy


11 comments:
hiks...hiks... terharu.
ikutan mas dhie terharu, oh itu ya mbak karir terakhir Schumi balapan.
Sumpah deh Mil, aku juga sedih waktu Schumi mutusin berhenti dari balapan. Salah satu yg bikin aku semangat nonton F-1 yang mau nonton dia. Sekarang aku jadi gak begitu semangat nonton F-1 kaya dulu.
Kenapa schumi ga jadi pemain bola profesional aja ya, nerusin bakat lainya yg terpendan...hehehe
Dikit beda sama eucalyptus, aku malah ga pernah ntn lagi. udah males. Sama kyk motoGP, kl Rossi pensiun mungkin aku udah males ntn moto GP.
Tenang mba... nti kemenangan di Monza akan dilanjutkan oleh abang KIMIku tercinta ^^.
Penggemar berat Schumi ya...pasti kehilangan banget2 ya.
Sedihnya jangan berkelanjutan ya, kan masih ada yang lain.
hiks hiks... ikutan yg pada terharu :)
duuuh yg lagi patah hati. kalo suami nge fannya sama alain prost ... jadul lah. kalo saya demennya hamilton tapi sayang dia agak2 berubah
dduhh jgn sedih dunk .. kan masih ada Kimi .. heheh .. tunggu aja tanggal maennya .. Kimi pasti on fire lagi ...
wah...siapa tuh...yang patah hati....., untung ga patah kaki ya mba f1, lam kenal juga link nya dah masuk tuh
Post a Comment