- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."
Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah.
Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak. Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.
Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang tela h dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya. Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.
Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih banyak pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang belum dikerjakan.
Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi." Tuhan menjawab: "Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."
Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah.
Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak. Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.
Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang tela h dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya. Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.
Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih banyak pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang belum dikerjakan.
Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi." Tuhan menjawab: "Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."
- - - - - - - - - - - - - - -
Moral of the story : Bersyukur dengan apa yang anda miliki, karena apa yang terlihat oleh mata, tak selalu sama dengan kenyataan yang ada.
25 comments:
modiyar aku nek dikon 9 bulan kui...
saia selalu bersyukur sebagai laki-laki...
*iso pipis sembarangan*
hahahaha...pertamax tibaknya
9 bulan. . .k**** wae gak ono sejam. . .wkekekekek
alhamdulillah jadi Laki-laki. . .
betul tuh Mila, secara gw FTM. sebenernya kerjaan seorang istri itu 24 jam loh :)
ckckck dasar gak tau berterimakasih dan bersyukur, gak ada yg berat sebelah kali, komposisinya sama, itu dah di atur sama Sang Pencipta huuu *lempari kulit pisang ma yg berdoa tu* eh tapi gak jadi dink kan udah tobat hehehe:p
hahah.....hamil .......
cerita yang lucu tapi penuh makna...
memang kita kagak boleh memandang remeh sesuatu sebab sesuatu yang kita pandang remeh itu belum tentu bisa kita lakukan....
It's a nice blog. Salam kenal.
Huahuhauhauaaa.... Emang enak? Kakakakaaa... Bikin aku jadi punya bahan untuk nulis neh kalo kayak gini, hihi..
Tuch kasian si suami?kok bisa2nya yack?
cekikan aku....!
hihihi... setuju jadi perempuan emang gak gampang. Tp pas bagian akhirnya sy ngikik? Kok bisa hamil? Hahaha...
hehehe... dah serius2 baca nya... buntutnya booo....good... good
pelajaran buat para suami. pekerjaan isteri ternyata berat juga ya.
ya memang kadang orang melihat apa yang kita kerjakan sepertinya kok enak, kadang org cuma melihat luarnya aja... bersyukurlah dgn apa yang sudah kita dptkan
setuju sis...kt musti bersyukur dgn anugerah yg sdh Tuhan beri...walau mmg manusia lbh seringnya memandang hijau rumput tetangga mknya kenikmatan diri sendiri spt gajah yg sembunyi di telinga jd ga kelihatan oleh mata kita sendiri
tuhan ternyata kalo memberi pelajaran nggak tanggong-tanggong... =))
heheh lucu, tapi bermakna.
Itulah manusia, sering melihat bahwa rumput tetangga terlihat lebih hijau, artinya selalu mengeluh atas apa yg menimpa dirinya. Padahal Allah pasti telah mengatur segala sesuatunya sesuai dengan porsi nya masing-masing.
Syukurilah apa yang ada...
bersyukur aja,.,.
ehm..untung blon jadi suami..jd ntar klo dah jd..lebih ati2 klo berdoa ^_*
ngelahirin pake caesar ato normal yahhh???? hihihi..... untung suamiq gak pernah brdoa kayak gini..... bisa kualat ntar deee...... mbak tukeran link boleh????
hehe.. pada ngira jadi ibu rumah tangga tuh pekerjaan enak2an doang yah...?
sukurin tuh suami..biar rasain ya. wehehehehe.
thx uda sharing cerita ini. mengingatkan bahwa kita harus selalu bersyukur n jangan suka sirik ya.
Ha ha.. cian deh loe... emang enak :D ..
Lucu baca artikelnya..
Itu suami kena batunya.... ;)
Kita baru tahu sesuatu setelah menjalaninya sendiri... jadi jangan menilai sesuatu susah atau berat, baik atau buruk sebelum kita mengalaminya sendiri...
Post a Comment